“Jibril ‘alihissallam senantiasa menasihatiku mengenai
tetangga, sehingga aku mengira dia akan mewarisiku.” (Muttafaqun ‘alaih)
Islam
mengajarkan kepada kita bahwa dalam hidup bertetangga harus saling menghormati.
Terhadap tetangga, kita juga harus memelihara hubungan yang baik dan harmonis.
Bahkan, bukan hanya berbuat baik dengan mereka, melainkan juga menjaga hal-hal
yang dapat merusak hubungan baik dan harmonisasi dalam bertetangga. Oleh karena
itu, mulut, sikap, dan perbuatan kita harus dipelihara terhadap tetangga, agar
tidak merusak hubungan tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,
yang artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir,
hendaklah ia menghormati tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, dengan demikian, orang yang suka menyakiti hati tetangganya
kelak akan dimasukkan ke dalam api neraka. Sebagaimana kisah seorang wanita
yang taat beribadah, tapi dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam masuk neraka. Beliau bersabda tentang wanita tersebut, yang artinya:
“Dia masuk neraka.” Kemudian para sahabat melaporkan bahwa wanita itu
suka melaksanakan ibadah puasa di siang hari dan shalat malam. Maka Rasulullah shallallahu
;alaihi wa sallam pun menjelaskan alasannya, “Dia suka menyakiti
tetangganya.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
Puluhan tahun lamanya Syeikh Hasan al-Bashri tinggal di
rumah berlantai dua dan bertetangga dengan seorang Nasrani. Syeikh Hasan
tinggal di lantai bawah sedangkan orang Nasrani itu tinggal di lantai atas.
Namun selama mereka bertetangga, tak pernah sekalipun orang Nasrani itu bertemu
Syeikh Hasan. Barulah ketika Syeikh Hasan jatuh sakit, orang Nasrani itu
memaksakan diri untuk datang menengoknya.
Ketika berada di dalam kamar Syeikh Hasan, orang Nasrani itu
kaget daat melihat ada baskom berisi air kotor di dekat tempat tidurnya.
Ternyata baskom itu dipakai untuk menampung tetesan air kotor, yang berasal
dari langit-langit rumah Syeikh Hasan. Dan ia langsung teringat. Tetesan itu
brasal dari kamar mandinya, yang terletak tepat di atas kamar tidur Syeikh
Hasan.
Orang Nasrani itu pun langsung memohon maaf. Syeikh Hasan
dengan penuh bijaksana berkata pelan, “Sudahlah, jangan engkau pikirkan hal
itu. Setiap tetesan air di baskom itu penuh, aku tinggal membuangnya. Begitulah
seterusnya. Aku sudah biasa melakukannya.”
Betapa mulianya Syeikh Hasan, karena hal itu ia lakukan
hampir 20 tahun lamanya. Tanpa pernah mengeluh, apalagi protes kepada orang
Nasrani itu. Ia benar-benar sangat memuliakan tetangganya, meskipun Nasrani..
Salamtour hadirkan paket
umroh murah pesawat saudiairlines langsung Madinah.
0 komentar:
Posting Komentar