• Kelembutan Rasulullah Dan Kebaikan Akhlaknya



    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang lembut dan penuh kasih sayang. Beliau juga orang pemaaf dan tidak pernah memendam dendam. Para sahabat menyaksikan langsung akhlak beliau yang terpuji, kemudian mereka sampaikan kepada umat Islam di masa setelahnya. Ibunda Aisyah radhiyallahu’anha berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memukul sesuatu pun dengan tangannya, tidak juga istri beliau, dan tidak juga pelayan beliau, kecuali saat berjihad di jalan Allah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah membalas dendam ketika disakiti orang lain, kecuali jika keharaman-keharaman Allah dilanggar, maka beliau pun membalasnya karena Allah semata.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Sahabat Anas radhiyallahu’anhu berkata : “Aku pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan pada waktu itu beliau memakai selendang buatan Najran yang tebal bagian pinggirnya. Tiba-tiba seorang Arab badui mendekati beliau lalu menarik selendang beliau dengan sekuat-kuatnya. Aku pun melihat pada leher Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat bekas pinggiran selendang karena saking kuatnya tarikan. Kemudian orang Arab badui tersebut berkata: ‘Wahai Muhammad, perintahkanlah agar aku diberi sebagian harta Allah yang ada padamu.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menoleh kepada orang itu sambil tertawa. Kemudian beliau memerintahkan agar orang itu diberi sedekah.” (HR.Bukhari dan Muslim)
    Di dalam riwayat lain, Aisyah radhiyallahu’anha menuturkan bahwa ia pernah berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Pernahkah menimpa Anda kesulitan yang lebih dahsyat dari pada hari Perang Uhud? “Beliau menjawab, “Aku pernah menemui kesulitan dari kaummu yang belum pernah aku temui sebelumnya, adapun yang paling dahsyat yang aku alami dari mereka ialah pada peristiwa di hari Aqobah. Saat itu aku mendatangi Ibnu Abdi Yalil bin Abdu Kulal, tapi ia tidak mau merespon harapanku. Sehingga aku pun pergi meninggalkannya dengan penuh kecemasan pada wajahku. Aku tidak sadar diri (pikirannya kosong) kecuali ketika aku telah sampai di Qarnits Tsa’alib. Lalu aku mengangkat kepalaku dan ternyata awan tengah menaungiku. Dan ketika kuperlihatkan, ternyata malaikat Jibril ‘alaihi sallam ada di sana. Dia memanggilku dan berkata, ‘Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadap dirimu dan penolakan mereka terhadapmu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung agar Anda dapat memerintahkannya sekehendak hatimu mengenai mereka’.” Beliau bersabda lagi, “Lalu malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucap salam kepadaku seraya berkata, ‘Wahai Muhammad, Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadap dirimu, dan aku malaikat penjaga gunung telah diutus oleh Rabbmu agar Anda dapat memerintahkan aku dengan apa yang Anda kehendaki. Jika Anda menghendaki, maka aku akan menimpakan Akhsyabain (dua gunung di Mekkah) ini kepada mereka.’ Beliau shallallahu ;alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, namun aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka orang yang mau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pin’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Tiga riwayat diatas menunjukkan kepada kita dua hal, yaitu:
    1. Kelembutan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap kaumnya. 
    2. Wajibnya para Da’i meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal kelembutan
        dan kesabaran ketika menghadapi gangguan dari manusia.


    Salamtour hadirkan paket umroh murah pesawat saudiairlines langsung Madinah.

     
  • 0 komentar:

    Posting Komentar